Minggu, 23 Oktober 2011

KISI-KISI UTS KELAS XI IS

1. Mengidentifikasi differensiasi masyarakat berdasr suku bangsa, ras, profesi, agama, profesi.
2 mengidentifikasi ras masyarakat yang ada di indonesia
3. mengidentifikasi sifat-sifat stratifikasi sosial
4. mengidentifikasi status sosial yang terdapat dalam masyarakat
5. mengidentifikasi proses penyelesaian konflik yang biasa di lakukan dalam masyarakat
6. mendeskripsikan berbagai macam konflik yang ada dalam masyarakat
7. mengidentifikasi perbedaan masyarakat secara harizontal
8. mendeskripsikan pelapisan masyarakat feodal
9. mendeskripsikan penyebab terjadinya konflik dalam masyarakat
10. mendeskripsikan tipologi dari suku bangsa, primordialisme
11. mendeskripsikan perolehan status sosial dalam masyararakat

Kamis, 02 Juni 2011

kisi-kisi uas sosiologi kelas XI

KISI-KISI UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP
SOSIOLOGI KELAS XI


INDIKATOR
1. Mendeskripsikan pengertian masyarakat majemuk sosial.
2. Mengidentifikasi kelompok social berdasarkan ras
3. Mengidentifikasi potensi kemajemukan sebagai kekayaan budaya nasional.
4. Mengidentifikasi cirri-ciri ras.
5. Mengidentifikasi konflik social sebagai akibat dari differensiasi social
6. Mengidentifikasi cirri-ciri suku bangsa
7. Mengidentifikasi factor pendorong mobilitas social
8. Mendeskripsikan dampak etnosentrisme
9. Mengidentifikasi cara-cara penghentian konflik
10. Mengidentifikasi dampak-dampak mobilitas social
11. Mengidentifikasi bentuk-bentuk konflik social
12. Mendiskripsikan struktur masyarakat
13. Mengidentifikasi kemajemukan ras di Indonesia
14. Mengidentifikasi fungsi dari lembaga social yang ada di Indonesia
15. Mendekripsikan primordialisme yang terjadi dalam masyarakat
16. Mendeskripsikan penyebab-penyebab konflik
17. Mengidentifikasi sikap-sikap yang harus dikembangkan dalam keanekaragaman masyarakat multicultural
18. Mengidentifikasi ketidaksamaan social horizontal
19. Mengidentifikasi kelompok primer dan sekunder
20. Mengidentifikasi kelompok social berdasar solidaritas sosialnya
21. Mengidentifikasi factor-faktor yang mendorong keberagaman masyarakat Indonesia
22. Mengidentifikasi unsure-unsur pokok struktur social yang terdapat dalam masyarakat
23. Mengidentifikasi differensiasi dan stratifikasi
24. Mengidentifikasi penyebab pluralisme atau multikulturalisme/ masyarakat majemuk di Indonesia
25. Mendeskripsikan mobilitas social vertical dan horizontal

Rabu, 08 Desember 2010

materi sosiologi kelas X

PENGERTIAN NILAI
 Soerjono Soekanto: konsepsi abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk
 Kimball Young: unsur-unsur yang abstrak dan sering tidak disadari tentang benar dan pentingnya
 A.W. Green: kesadaran yang berlangsung secara relatif, disertai emosi terhadap objek dan ide orang perorangan
 Woods: petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari
 B.Simanjuntak: ide-ide masyarakat tentang sesuatu yang baik
 Robert M.Z. Lawang: gambaran mengenai apa yang diinginkan, pantas, berharga, dan memengaruhi perilaku sosial orang-orang yang memiliki nilai tersebut
NILAI SOSIAL BERDASARKAN CIRINYA
1. Nilai dominan adalah nilai yang dianggap lebih penting dibandingkan nilai lainnya
Nilai yang mendarah daging (internalized value) adalah nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tidak melalui proses berpikir atau pertimbangan lagi, melainkan secara tidak sadar

NORMA SOSIAL
MACAM-MACAM NORMA
 Norma agama, adalah suatu norma yang berdasarkan ajaran
atau kaidah suatu agama
 Norma kesusilaan, didasarkan pada hati nurani atau akhlak manusia.
 Norma kesopanan, adalah norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku yang berlaku di masyarakat
 Norma kebiasaan (habit), merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan
 Norma hukum, adalah himpunan petunjuk hidup atau perintah dan larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat (negara).
TINGKATAN NORMA BERDASARKAN DAYA IKATNYA
1. Cara (usage) adalah norma yang paling lemah daya
pengikatnya karena orang yang melanggar hanya mendapat sanksi dari masyarakat berupa cemoohan atau ejekan saja
2. Kebiasaan (folkways) adalah suatu aturan dengan kekuatan mengikat yang lebih kuat daripada usage karena kebiasaan merupakan perbuatan yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi bukti bahwa orang yang melakukannya menyukai dan menyadari perbuatannya
3. Tata Kelakuan (mores) adalah aturan yang sudah diterima
masyarakat dan dijadikan alat pengawas atau kontrol, secara sadar atau tidak sadar, oleh masyarakat kepada anggota-anggotanya

INTERAKSI SOSIAL
• DEFINISI INTERAKSI SOSIAL:
Hubungan sosial yang dinamis antara satu orang individu dengan individu lain, antara individu dan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok
• SYARAT INTERAKSI SOSIAL
1. Komunikasi
2. Kontak sosial
3. Pelaku minimal 2 orang
4. Dimensi waktu
5. Tujuan
FAKTOR PENDORONG
• Imitasi
suatu proses belajar dengan cara meniru atau mengikuti perilaku orang lain
• Sugesti
cara pemberian suatu pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu, sehingga orang tersebut mengikuti pandangan/pengaruh tersebut tanpa berpikir panjang
• Identifikasi
kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain
• Simpati
perasaan tertarik yang timbul dalam diri seseorang dan membuat merasa seolah-olah berada dalam keadaan orang lain.
• Empati
BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
• Proses Asosiatif
- Cooperation
- Accomodation
- Aculturation
- Asimilation
• Proses Disosiatif
- Competition
- Contravention
- Conflict

Senin, 02 Agustus 2010

SOCIAL INSTITUSION

PRANATA SOSIAL
A. Pengertian Pranata Sosial
Pranata sosial berasal dari istilah bahasa Inggris social institution. Istilah-istilah lain pranata sosial ialah lembaga sosial dan bangunan sosial. Walaupun istilah yang digunakan berbeda-beda, tetapi social institution menunjuk pada unsur-unsur yang mengatur perilaku anggota masyarakat.
Pranata juga berasal dari bahasa latin instituere yang berarti mendirikan. Kata bendanya adalah institution yang berarti pendirian. Dalam bahasa Indonesia institution diartikan institusi (pranata) dan institut (lembaga). Institusi adalah sistem norma atau aturan yang ada. Institut adalah wujud nyata dari norma-norma.
Pranata adalah seperangkat aturan yang berkisar pada kegiatan atau kebutuhan tertentu. Pranata termasuk kebutuhan sosial. Seperangkat aturan yang terdapat dalam pranata termasuk kebutuhan sosial yang berpedoman kebudayaan. Pranata merupakan seperangkat aturan, bersifat abstrak.
Menurut Koentjaraningrat, istilah pranata dan lembaga sering dikacaukan pengertiannya. Sama halnya dengan istilah institution dengan istilah institute. Padahal kedua istilah itu memiliki makna yang berbeda.
Menurut Horton dan Hunt (1987), pranata sosial adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting. Dengan kata lain, pranata sosial adalah sistem hubungan sosial yang terorganisir yang mengejawantahkan nilai-nilai serta prosedur umum yang mengatur dan memenuhi kegiatan pokok warga masyarakat. Oleh karena itu, ada tiga kata kunci di dalam setiap pembahasan mengenai pranata sosial yaitu:
a. Nilai dan norma.
b. Pola perilaku yang dibakukan atau yang disebut prosedur umum.
c. Sistem hubungan, yakni jaringan peran serta status yang menjadi wahana untuk melaksanakan perilaku sesuai dengan prosedur umum yang berlaku.
Menurut Koentjaraningrat (1979) yang dimaksud dengan pranata-pranata sosial adalah sistem-sistem yang menjadi wahana yang memungkinkan warga masyarakat itu untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Pranata sosial pada hakikatnya bukan merupakan sesuatu yang bersifat empirik, karena sesuatu yang empirik unsur-unsur yang terdapat didalamnya selalu dapat dilihat dan diamati. Sedangkan pada pranata sosial unsur-unsur yang ada tidak semuanya mempunyai perwujudan fisik. Pranata sosial adalah sesuatu yang bersifat konsepsional, artinya bahwa eksistensinya hanya dapat ditangkap dan dipahami melalui sarana pikir, dan hanya dapat dibayangkan dalam imajinasi sebagai suatu konsep atau konstruksi pikir.
Unsur-unsur dalam pranata sosial bukanlah individu-individu manusianya itu, akan tetapi kedudukan-kedudukan yang ditempati oleh para individu itu beserta aturan tingkah lakunya. Dengan demikian pranata sosial merupakan bangunan atau konstruksi dari seperangkat peranan-peranan dan aturan-aturan tingkah laku yang terorganisir. Aturan tingkah laku tersebut dalam kajian sosiologi sering disebut dengan istilah “norma-norma sosial”.
Herkovits, mengatakan bahwa pranata sosial itu tidak lain adalah wujud dari respon-respon yang diformulasikan dan disistematisasikan dari segala kebutuhan hidup (1952: 229 dalam Harsojo, 1967 : 157). Hetzler (1929 : 67/68 dalam Harsojo, 1967 : 157) secara lebih rinci mendefinisikan pranata sosial itu sebagai satu konsep yang kompleks dan sikap-sikap yang berhubungan dengan pengaturan hubungan antara manusia tertentu yang tidak dapat dielakkan, yang timbul karena dipenuhinya kebutuhan-kebutuhan elementer individual, kebutuhan-kebutuhan social yang wajib atau dipenuhinya tujuan-tujuan sosial penting. Konsep-konsep itu berbentuk keharusan-keharusan dan kebiasaan, tradisi, dan peraturan. Secara individual paranta sosial itu mengambil bentuk berupa satu kebiasaan yang dikondisikan oleh individu di dalam kelompok, dan secara sosial pranata sosial itu merupakan suatu struktur. Kemudian Elwood (1925 : 90-91 dalam Harsojo, 1967 : 157), pranata sosial itu dapat juga dikatakan sebagai satu adat kebiasaan dalam kehidupan bersama yang mempunyai sanksi, yang disistematisasikan dan dibentuk oleh kewibawaan masyarakat. Pranata sosial yang penting adalah hak milik, perkawinan, religi, sistem hukum, sistem kekerabatan, dan edukasi (harsojo, 1967 : 158).


B. Perbedaan Pranata Sosial dengan Lembaga Sosial
Institution (pranata) adalah sistem norma atau aturan yang menyangkut suatu aktivitas masyarakat yang bersifat khusus. Sedangkan institute (lembaga) adalah badan atau organisasi yang melaksanakannya. Lembaga sosial merupakan wadah/tempat dari aturan-aturan khusus, wujudnya berupa organisasi atau asosiasi. Contohnya KUA, mesjid, sekolah, partai, CV, dan sebagainya. Sedangkan pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan yang mengatur perilaku dan hubungan antara anggota masyarakat agar hidup aman, tenteram dan harmonis. Dengan bahasa sehari-hari kita sebut “aturan main/cara main”. Jadi peranan pranata sosial sebagai pedoman kita berperilaku supaya terjadi keseimbangan sosial. Pranata sosial merupakan kesepakatan tidak tertulis namun diakui sebagai aturan tata perilaku dan sopan santun pergaulan. Contoh: kalau makan tidak berbunyi, di Indonesia pengguna jalan ada di kiri badan jalan, tidak boleh melanggar hak orang lain, dan sebagainya. Jadi lembaga sosial bersifat konkret, sedangkan pranata sosial bersifat abstrak, namun keduanya saling berkaitan.
Pranata adalah seperangkat aturan yang berkisar pada kegiatan atau kebutuhan tertentu. Pranata termasuk kebutuhan sosial. Seperangkat aturan yang terdapat dalam pranata termasuk kebutuhan sosial yang berpedoman kebudayaan. Pranata merupakan seperangkat aturan, bersifat abstrak. Wujud nyata dari pranata adalah lembaga. Untuk jelasnya lihat tabel berikut ini :

Pranata dan Lembaga
No. Kegiatan dan Kebutuhan
Pranata Lembaga
1.
2.
3. Makanan, pakaian, perumahan
Peran serta politik
Pengembangan keturunan Perdagangan
Pemilihan umum
Pernikahan Keluarga Abimanyu
Komisi Pemilihan Umum
KUA, Catatan Sipil, Gereja

C. Ciri-Ciri Pranata Sosial
Menurut John Levis Gillin dan John Phillpe Gillin ciri umum pranata sosial adalah sebagai berikut :
•Pranata sosial merupakan suatu organisasi pola pemikiran dan pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan dan hasilnya terdiri atas adat istiadat, tata kelakuan, kebiasaan, serta unsur-unsur kebudayaan yang secara langsung atau tidak langsung tergabung dalam satu unit yang fungsional.
•Hampir semua pranata sosial mempunyai suatu tingkat kekekalan tertentu sehingga orang menganggapnya sebagai himpunan norma yang sudah sewajarnya harus dipertahankan. Suatu sistem kepercayaan dan aneka macam tindakan, baru akan menjadi bagian pranata sosial setelah melewati waktu yang sangat lama.
•Pranata sosial mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu.
•Pranata sosial mempunyai alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan.
•Panata sosial biasanya memiliki lambang-lambang tertentu yang secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsinya.
•Pranata sosial mempunyai suatu tradisi tertulis ataupun tidak tertulis yang merupakan dasar bagi pranata yang bersangkutan dalam menjalankan fungsinya. Tradisi tersebut merumuskan tujuan dan tata tertib yang berlaku.

D. Tipe-Tipe Pranata Sosial
Dalam kehidupan masyarakat terdapat berbagai macam pranata sosial, dimana satu dengan yang lain sering terjadi adanya perbedaan-perbedaan maupun persamaan-persamaan tertentu. Persamaan dari berbagai pranata sosial itu diantaranya, selain bertujuan untuk mengatur pemenuhan kebutuhan warganya, juga karena pranata itu terdiri dari seperangkat kaidah dan pranata sosial. Sedangkan perbedaannya, seperti dikemukakan oleh J.L. Gillin dan J. P. Gillin (1954), bahwa pranata sosial itu diantaranya dapat diklasifikasikan menurut:
1. Dari Sudut Perkembangan
Dari sudut perkembangannya dikenal 2 macam pranata sosial yaitu :
•Crescive institutions, pranata sosial yang tidak disengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat sehingga disebut juga pranata yang paling primer. Contoh : pranata hak milik, perkawinan, dan agama.
•Enacted institutions, pranata sosial yang sengaja dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Contoh : pranata utang-piutang dan pranata pendidikan.
2. Dari Sudut Sistem Nilai yang Diterima oleh Masyarakat
Dari sudut sistem nilai yang diterima oleh masyarakat dikenal 2 macam pranata social yaitu :
•Basic institutions, pranata sosial yang penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat, misalnya keluarga, sekolah, dan Negara.
•Subsidiary institutions, pranata sosial yang berkaitan dengan hal yang dianggap oleh masyarakat kurang penting, misalnya rekreasi.
3. Dari Sudut Penerimaan Masyarakat
Dari sudut penerimaan masyarakat dikenal 2 macam pranata sosial yaitu :
•Aproved dan Sanctioned institutions, pranata sosial yang diterima oleh masyarakat, seperti sekolah dan perdagangan.
•Unsantioned institutions, pranata sosial yang ditolak oleh masyarakat meskipun masyarakat tidak mampu memberantasnya, misalnya pemerasan, kejahatan, dan pencolongan.
4. Dari Sudut Penyebaran
• General institutions, pranata sosial yang dikenal oleh sebagian besar masyarakat dunia. Misalnya : pranata agama, HAM.
• Restructed institutions, pranata sosial yang hanya dikenal oleh sebagian masyarakat tertentu, misalnya pranata Agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, dll.
5. Dari Sudut Fungsi
• Operative institutions, pranata sosial yang berfungsi menghimpun pola-pola atau cara-cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan dari masyarakat yang bersangkutan, misalnya pranata industri.
• Regulative institutions, pranata sosial yang bertujuan mengawasi adat istiadat atau tata kelakuan yang ada dalam masyarakat, misalnya pranata hukum seperti kejaksaan dan pengadilan.
E. Tujuan dan Fungsi Pranata Sosial
Secara umum, tujuan utama diciptakannya pranata sosial yaitu untuk mengatur agar kebutuhan hidup manusia dapat terpenuhi secara memadai, dan untuk mengatur agar kehidupan sosial warga masyarakat bisa berjalan dengan tertib dan lancar sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Sebagai contoh, pranata keluarga mengatur bagaimana keluarga harus memelihara anak. Sementara itu, pranata pendidikan mengatur bagaimana sekolah harus mendidik anak-anak hingga menghasilkan lulusan yang handal. Tanpa adanya pranata sosial, kehidupan manusia nyaris bisa dipastikan bakal porak-poranda karena jumlah prasarana dan sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia relatif terbatas, sementara jumlah warga masyarakat yang membutuhkan justru semakin lama semakin banyak.
Untuk mewujudkan tujuannya, menurut Soerjono Soekanto (1970), pranata sosial didalam masyarakat harus dilaksanakan dengan fungsi-fungsi berikut :
1. Memberi pedoman pada anggota masyarakat tentang bagaimana bertingkah laku atau bersikap didalam usaha untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
2. Menjaga keutuhan masyarakat dari ancaman perpecahan atau disintegrasi masyarakat.
3. Berfungsi untuk memberikan pegangan dalam mengadakan sistem pengendalian sosial (social control).

F. Macam-Macam Pranata Sosial
1. Pranata Keluarga
Keluarga merupakan unit masyarakat yang terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anak. Keluarga mempunyai banyak fungsi penting yaitu :
•Fungsi Reproduksi : Keluarga merupakan lembaga yang fungsinya mempertahankan kelangsungan hidup manusia. Dalam masyarakat yang beradab, keluarga adalah satu-satunya tempat untuk tujuan itu. Berlangsungnya fungsi reproduksi berkaitan erat dengan aktivitas seksual laki-laki dan wanita. Dengan berkeluarga, manusia dapat melanjutkan keturunan secara tepat, wajar, dan teratur di lihat dari segi moral, cultural, sosial, dan kesehatan.
•Fungsi Afeksi : Salah satu kebutuhan manusia adalah kasih saying atau rasa saling mencintai. Apabila kebutuhan kasih sayang tidak terpenuhi, keluarga akan mendapatkan gangguan emosional, masalah perilaku, dan kesehatan fisik.
•Fungsi Sosialisasi : Keluarga merupakan tempat sosialisasi pertama dan paling utama bagi anak sehingga kelak dapat berperan dengan baik di masyarakat. Keluarga sebagai media sosialisasi kelompok primeryang pertama bagi seorang anak, dan dari situlah perkembangan kepribadian dimulai. Pada saat anak sudah cukup umur untuk memasuki kelompok atau media sosialisasi lain diluar keluarga. Pondasi dasar kepribadian anak sudah tertanam secara kuat, dan kepribadiannya pun sudah terarah dengan baik melalui keluarga.
•Fungsi Ekonomi : Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi anggota keluarganya. Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, semua anggota keluarga melakukan kerja sama. Pada umumnya, seorang suami melakukan kegiatan ekonomi untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan keluarga, sedangkan isteri berfungsi mengatur keuangan dan belanja keluarga.
2. Pranata Ekonomi
Pranata ekonomi adalah pranata sosial yang menangani masalah kesejahteraan materiil, yang mengatur kegiatan atau cara berproduksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa yang diperlukan bagi kelangsungan hidup masyarakat agar semua lapisan masyarakat mendapatkan bagian yang semestinya. Fungsi pranata ekonomi yaitu :
• Memelihara ketertiban,
• Mencapai consensus,
• Meningkatkan produksi ekonomi semaksimal mungkin.
Contoh dari Pranata Ekonomi adalah , bertani, industri, bank, koperasi dan sebagainya.
3. Pranata Politik
Pranata Politik adalah peraturan-peraturan untuk memelihara tata tertib, untuk mendamaikan pertentangan-pertentangan dan untuk memilih pemimpin yang wibawa. Fungsi pranata politik yaitu :
•Melaksanakan undang-undang yang telah disahkan,
•Melembagakan norma melalui undang-undang yang dibuat oleh lembaga legislatif,
•Menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi diantara warga masyarakat, dll.
Contoh Pranata politik adalah seperti sistem hukum, sistem kekuasaan, partai,wewenang, pemerintahan.
4. Pranata Pendidikan
Tujuan pranata pendidikan ialah memberikan ilmu pengetahuan, pendidikan sikap, dan melatih keterampilan kepada warga agar seseorang dapat mandiri dalam mencari penghasilan. Contohnya seperti Kegiatan Belajar Mengajar, sistem pengetahuan, aturan, kursus, pendidikan keluarga, ngaji.
5. Pranata Kepercayaan/Agama
Fungsi pokok pranata agama adalah memberikan pedoman bagi manusia untuk berhubungan dengan Tuhannya dan memberikan dasar perilaku yang ajeg dalam masyarakat. Contohnya seperti upacara semedi, tapa, zakat, infak, haji dan ibadah lainnya.
6. Pranata Kesenian
Fungsi Pranata Kesenian adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia akan keindahan, contohnya seperti seni suara, seni lukis, seni patung, seni drama, dan sebagainya.
7. Hubungan Antarpranata
Dalam masyarakat terdapat bermacam-macam pranata sosial yang saling berhubungan. Contohnya dalam masyarakat Jakarta merupakan suatu tatanan yang terdiri dari berbagai pranata sosial yang saling berkaitan, antara lain pranata keluarga, pranata pendidikan, pranata politik, pranata agama, dll.
8. Pranata Total
Masyarakat merupakan tatanan pranata sosial. Kehidipan dalam masyarakat berarti adanya kesempatan berpindah dari satu pranata ke pranata lain. Warga masyarakat mengalami perpindahan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya kehidupan siswa SMA biasanya sejak pagi hingga malam hari ditandai oleh perpindahan tsb. Pagi hari ketika bangun tidur siswa tsb berada dalam pranata keluarga. Norma-norma yang mengatur, cara berpikir, bertindak, dan berperasaan bersumber pada pranata keluarga. Kemudian pindah ke pranata pendidikan dan rekreasi. Begitu seterusnya sampai pulang ke rumah.
9. Pranata Dominan
Pranata dominan merupakan pranata sosial yang menuntut loyalitas penuh dari orang-orang yang berada dibawah naungannya. Contohnya militer dan pranata sekte keagamaan.

Senin, 22 Maret 2010

tugas sosiologi kelas X

TUGAS SOSIOLOGI KELAS X


Korupsi merupakan salah satu bentuk penyimpangan social yang ada di masyarakat. Korupsi kadangkala dilakukan secara individual, dan tidak jarang juga secara berkelompok. Terdapat suatu makna yang dipahami oleh masyarakat tentang korupsi, yaitu suatu tindakan tercela yang dilakukan dengan tujuan memperkaya diri atau kepemilikan terhadap sesuatu yang sebenarnya bukan haknya. Dalam sa tu decade belakangan ini, korupsi menjadi suatu hal yang cukup menyita perhatian dalam tatanan pemerintahan dan tatanan masyarakat Indonesia. Hal tersebut dikarenakan, korupsi yang terjadi di Indonesia sudah masuk ke dalam gejala latent. Dimana kesemarakan korupsi tidak hanya terjadi dalam struktur pemerintahan, namun juga terjadi dalam tataran masyarakat sipil.
Berangkat dari sedikit uraian diatas, apa yang kalian tahu tentang korupsi, dan bagaimana pendapat kalian tentang korupsi yang terus menggejala di Indonesia?

PERHATIKAN!
Ditulis di minimal SATU HALAMAN (bukan satu lembar) kertas buku tulis , ditulis tangan. Dikumpulkan pada waktu ulangan harian.

TERIMA KASIH ATAS KERJASAMANYA, SELAMAT MENGERJAKAN DAN GOOD LUCK!!!!

Nb :
1. Uraian tentang materi sosialisasi dan kepribadian dan perilaku menyimpang dan sikap anti sosial yang ditulis didalam blog ini kebanyakan hanya berupa konsep-konsep, jadi harus dikolaborasikan dengan LKS dan juga buku-buku lain yang relevan.
2. Ulangan harian dilaksanakan menunggu pengumuman lebih lanjut, kemungkinan awal bulan april.

sosialisasi dan kepribadian

SOSIALISASI
DAN
PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
Sosialisasi merupakan suatu proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru, setiap orang atau masyarakat manusia akan selalu mengalami proses sosialisasi sebagai bagian dari hidup bermasyarakat. Tanpa adanya sosialisasi, seseorang yang hidup dalam masyarakat akan mengalami alienasi, yaitu keterasingan dalam masyarakat dan juga anomie, yaitu keadaan dimana masyarakat akan merasa kehilangan nilai –nilai bersama, tidak mempunyai pemahaman-pemahaman terhadap norma-norma yang berlaku didalam masyarakat.
Peter L. Berger menyatakan bahwa sosialisasi adalah suatu proses ketika seorang anak belajar untuk menjadi anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Yang dipelajari dalam proses sosialisasi adalah peran, nilai dan norma social.
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer penurunan kebiasaan atau nilai, norma, dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyatakan bahwa sosialisasi merupakan teori mengenai peranan (role theory). Hal tersebut dikarenakan dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu oleh individu berdasarkan status yang mereka miliki.
Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua:
 sosialisasi primer (dalam keluarga) dan
 sosialisasi sekunder (dalam masyarakat).
Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkukung, dan diatur secara formal.

 Sosialisasi Primer
Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi Primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.
Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.
• Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama.
Proses sosialisasi
Menurut George Herbert Mead
Tahap-tahap sosialisasi menurut George Herbert Mead yaitu:
 Preparatory Stage
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.


 Play Stage
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang anma diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant other)
 Game Stage
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
 Generalized Stage/Generalized other
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama--bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya-- secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.
Menurut Charles H. Cooley
Cooley lebih menekankan peranan interaksi dalam teorinya. Menurut dia, Konsep Diri (self concept) seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Sesuatu yang kemudian disebut looking-glass self terbentuk melalui tiga tahapan sebagai berikut.
1. Kita membayangkan bagaimana kita di mata orang lain.
2. Kita membayangkan bagaimana orang lain menilai kita.
3. Bagaimana perasaan kita sebagai akibat dari penilaian tersebut.
AGEN SOSIALISASI
adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Ada empat agen sosialisasi yang utama, yaitu :
 Keluarga (kinship)
 Teman pergaulan
 Lembaga pendidikan formal (sekolah)
 Media massa

penyimpangan sosial

PENYIMPANGAN SOCIAL
Adalah, perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang tidak sesuai dengan yang dianut oleh masyarakat atau kelompok social.
Selain definisi seperti dia atas, ada banyak lagi pendapat dari beberapa tokoh atau sosiolog yang mendefinisikan tentang perilaku menyimpang. Antara lain :
1. Robert K. Merton
2. Bruce J Cohen
3. James Van Der Zanden
4. Paul B. Horton
5. Chester L. Hunt
(pendapat-pendapatnya bisa dilihat di LKS POSSIBLE buku lain yang relevan ).

TEORI-TEORI PENYIMPANGAN
1. Teori pergaulan yang berbeda
Dikemukakan oleh sosiolog Edwin H. Sutherland, yang memandang bahwa penyimpangan bersumber pada pergaulan yang berbeda. Yang menurut teori ini, penyimpangan dipelajari dari proses alih budaya.
2. Teori labeling
Edwin M Lamert mengemukakan bahwa perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seseorang merupakan akibat dari proses labeling, yaitu pemberian cap, julukan, label, predikat yang diberikan masyarakat terhadapnya.
3. Teori anomie
Robert K. Merton, penyimpangan social terjadi pada jenjang struktur social. Struktur social tidak hanya menghasilkan struktur social yang ideal, namun juga perilaku yang menyimpang.
4. Teori control
Penyimpangan merupakan hasil dari kekosongan control, setiap manusia cenderung tidak patuh terhadap hokum khususnya, bila terjadi kondisi lemahnya control social.
5. Teori konflik
Karl Marx, menurut Marx, penyimpangan perilaku kejahatan terkait sekali dengan perkembangan kapitalisme. Perilaku menyimpang diciptakan oleh kelompok2 masyarakat yang berkuasa untuk melindungi kepentingan mereka sendiri.
6. Teori fungsi
Emile Durkheim menyatakan bahwa keseragaman dalam kesadaran moral seluruh anggota masyarakat adalah hal yang mustahil terjadi karena tiap-tiap individu berbeda satu dengan yang lain.

Bentuk-bentuk perilaku menyimpang
Perilaku menyimpang primer, yaitu penyimpangan yang bersifat sementara, tidak dilakukan secara berulang dan masih dapat ditolelir oleh masyarakat.
Perilaku menyimpang sekunder, penyimpangan yang dilakukan secara terus menerus danberulang, sehingga tidak bisa lagi ditolelir.

Sifat-sifat perilaku menyimpang

 Perilaku menyimpang positif
 Perilaku menyimpang negative

Proses pembentukan perilaku menyimpang
 Penyimpangan sebagai hasil sosialisasi tidak sempurna
 Penyimpangan sebagai hasil sosialisasi nilai sub kebudayaan menyimpang


SIKAP ANTI SOCIAL
Meryupakan sikap yang kontras atau sikap yang melawan kebiasaan dari masyarakat dan kepentingan umum dan dapat mengakibatkan dampak negating bagi orang lain.

Sikap anti social muncul, dikarenakan kurangnya hubungan-hubungan yang bersifat emosional dan primer serta mernuraunnya moral pada masyarakat.


Factor penyebab sikap anti social
 Factor gen
 Pengaruh obat-obatan yang diperoleh anak setelah lahir
 Pengaruh pendidikan atau pemberian contoh yang tidak baik oleh orang tua
 Penagruh media massa