Sabtu, 21 Maret 2009

karl marx (ini masih rintisan, tlong disempurnakan)

Karl Marx

Karl Marx merupakan seorang tokoh yang tidak dapat dilepaskan dari Sosiologi. Hal tersebut dikarenakan karya-karya Marx yang sangat luar biasa yang mampu memperkaya hasanah keilmuan Sosiologi. Karl Marx dikenal sebagai seorang filsuf yang dilahirkan pada 5 Mei 1818 di Treier Perancis dari keturunan seorang bangsawan. Meskipun keturunan dari kam borjuis namun Marx dikenal sebagai penentang utama kaum borjuis. Hal tersebut dikarenakan pemikiran Marx tentang kelas-kelas social di dalam masyarakat.
Sebagai seorang filsuf, ada banyak karya-karya atau teori-teori yang dihasilkan dan dikemukakan oleh Marx. Bahkan teori-teori Marx dianggap sebagai teori Sosiologi yang tiada bandingannya (Sorohin dalam Siahaan 178 – 179).

Teori – Teori Marx tersebut antara lain :

A. Teori Kelas
Teori Kelas yang dikemukakan oleh Marx merupakan The Great Theory of Sociology. Karena menurut Marx, kelas merupakan penggerak utama dari perubahan dan kemajuan dari masyarakat. Namun pada pokoknya, teori perjuangan kelas yang dikemukakan oleh Marx merupakan pencitraan dari sejarah ekonominya.
Karl Marx (Ritzer, 2004: 170) menegaskan bahwa sistem ekonomi merupakan aspek terpenting didalam kehidupan manusia. Sistem ekonomi merupakan hal yang sangat berperan terhadap aspek-aspek lainnya. Aspek politik, agama, budaya sangat tergantung pada sistem ekonomi. Apabila ekonomi didalam masyarakat tidak dapat berjalan baik, maka aspek-aspek lainnya juga tidak akan berjalan dengan baik. Oleh karena itu, aspek ekonomi sampai sekarangpun masih merupakan faktor yang sangat fundamental bagi kelangsungan kehidupan manusia.
Menurut Marx, di dalam masyarakat ada 2 golongan yang besar, yaitu kelas borjuis dan kelas proletar. Dimana dua kelas besar di dalam masyarakat tersebut terjadi pertikaian abadi yang mengawal perkembangan manusia. Marx terkenal dengan teori perjuangan kelas. Di dalam teori ini, tekanan utamanya terletak pada dasar ekonomi untuk kelas sosial, khususnya kepemilikan alat produksi. Analisisnya terletak pada sistem dua kelas, yaitu kelas borjuis dan kelas proletar.
Teori perjuangan kelas melihat bahwa kelas proletar harus berjuang untuk memperjuangkan struktur tanpa kelas melawan kelas borjuis sebagai pemilik alat-alat produksi. Karena tanpa adanya perjuangan, maka kelas borjuis akan semakin memegang dominasi terhadap kelas proletar.
Dari teori perjuangan kelas tersebut berkembang konflik-konflik yang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu Marx juga sangat dikenal dengan teori konflik. Faktor ekonomi merupakan hal yang sangat fundamental dalam masyarakat. Persoalan ekonomi seringkali menimbulkan pertentangan di masyarakat. Akibat dari adanya pemenuhan kebutuhan yang tidak merata dalam masyarakat menyebabkan timbul pertentangan-pertentangan antar individu maupun kelompok dalam masyarakat. Preposisi abstrak Marx memberi landasan teoritis konflik dalam masyarakat.
Preposisi Marx tersebut adalah sebagai berikut (Ranjabar, 2006: 215):
“ Semakin terdapat ketidakadilan dalam distribusi sumber-sumber langka yang ada di dalam sistem, maka akan semakin besar terjadi konflik kepentingan antara segmen dominan dan subordinat. Semakin segmen subordinat menjadi sadar tentang kepentingan kolektif yang sesungguhnya, semakin cenderung mereka mempertanyakan legitimasi dari keberadaan pola distribusi sumber-sumber langka”.

B. Teori Alienasi
Alienasi dapat diartikan sebagai suatu keafaan, dimana manusia dikuasai oleh kekuatan-kekuatan yang tercipta dari kreasinya sendiri, yang merupakan kekuatan yang melawan manusia itu sendiri.
Menurut Marx, alienasi (keterasingan) ada dan dijumpai orang dimana-mana dan pada segala bidang.
Contohnya :
a. Alienasi dalam Agama
b. Alienasi dalam Ekonomi
c. Alienasi dalam Politik